Mengenal Perbedaan Barcode Dan QRcode
Kamu pasti sudah familiar dengan kode batang atau barcode yang ada di
setiap kemasan produk yang kamu beli di swalayan. Kini, kode batang tak
hanya digunakan di swalayan atau buku perpustakaan tetapi juga di kartu
tanda pengenal.
Bagaimana cara kerja kode batang ini
Contoh kode batang terpopuler gan, coba aja di scan gan...
Kini kode batang telah berkembang menjadi bentuk 2 dimensi, yang datanya
diwakili dengan bentuk persegi, titik, heksagon, dan bentuk geometri
lainnya pada gambar yang berada dalam sebuah bujur sangkar.
Nah ini juga contoh QRcode legendaris gan, scan gan biar tau isinya..
Kode QR ini dapat digunakan pada ponsel yang memiliki aplikasi pembaca
kode QR dan memiliki akses internet GPRS atau WiFi atau 3G untuk
menghubungkan ponsel dengan situs yang dituju via kode QR tersebut.
Penggunaan teknologi ini semakin luas. Di Jepang, kode QR diberikan pada
berbagai jenis sandwich untuk menyimpan data nilai gizi dan informasi
alergi dari sandwich tersebut. Kode QR juga dapat diletakkan di halte
bus untuk mengetahui posisi bus yang sedang ditunggu dengan membuat
hipertaut kamera CCTV di setiap jalan dengan koneksi internet yang ada
di ponsel. Hmm, nampaknya kode QR ini banyak sekali manfaatnya, tapi di
Indonesia, belum semua orang terbiasa dengan teknologi yang satu ini.
Bagaimana dengan kamu?
Bagaimana cara kerja kode batang ini
Kode
batang merupakan suatu kumpulan data optik yang dibaca mesin pemindai.
Kode batang terdiri dari garis hitam dam putih. Ruang putih di antara
garis-garis hitam merupakan bagian dari kode.
Perbedaan ketebalan garis ini dapat dikonversikan menjadi bentuk angka. Garis paling tipis melambangkan angka “1”, yang sedang “2”, yang lebih tebal “3”, dan yang paling tebal “4”. Setiap digit angka terbentuk dari urutan empat angka. 0 = 3211, 1 = 2221, 2 = 2122, 3 = 1411, 4 = 1132, 5 = 1231, 6 = 1114, 7 = 1312, 8 = 1213, 9 = 3112. Standar kode batang yang digunakan di sebagian besar belahan dunia adalah EAN-13 (European Article Number-13) yang memuat empat informasi, yaitu kode negara tempat pabrik terdaftar, kode pabrik, kode spesifik produk, dan kode untuk verifikasi bahwa barcode telah dipindai dengan benar.
Perbedaan ketebalan garis ini dapat dikonversikan menjadi bentuk angka. Garis paling tipis melambangkan angka “1”, yang sedang “2”, yang lebih tebal “3”, dan yang paling tebal “4”. Setiap digit angka terbentuk dari urutan empat angka. 0 = 3211, 1 = 2221, 2 = 2122, 3 = 1411, 4 = 1132, 5 = 1231, 6 = 1114, 7 = 1312, 8 = 1213, 9 = 3112. Standar kode batang yang digunakan di sebagian besar belahan dunia adalah EAN-13 (European Article Number-13) yang memuat empat informasi, yaitu kode negara tempat pabrik terdaftar, kode pabrik, kode spesifik produk, dan kode untuk verifikasi bahwa barcode telah dipindai dengan benar.
Contoh kode batang terpopuler gan, coba aja di scan gan...
Kode
batang 2 dimensi ini disebut kode QR (quick response). Kode QR jauh
lebih canggih daripada kode batang karena mampu menyimpan semua jenis
data, seperti data numerik, data alfabetis, kanji, kana, hiragana,
simbol, dan kode biner. Selain itu, kode ini mampu menampung data secara
horizontal dan vertikal, sehingga ukuran dari tampilan gambar kode QR
bisa hanya sepersepuluh dari ukuran sebuah kode batang. Kode QR juga
tahan terhadap kerusakan karena kode QR mampu memperbaiki kesalahan
hingga 30% sehingga meskipun sebagian simbol kode QR kotor atau rusak,
data tetap dapat disimpan dan dibaca. Tiga tanda berbentuk persegi di
tiga sudut bujur sangkar berfungsi agar simbol dapat dibaca dengan hasil
yang sama dari sudut manapun.
Nah ini juga contoh QRcode legendaris gan, scan gan biar tau isinya..
0 komentar: